Screnning Film Documentary yang di sponsori Perhimpunan Humas Muda Riau, Gramedia serta pihak kampus ini ini menghadirkan George Arif sebagai sutradara,Fakhrunas MA Jabbar selaku budayawan Riau dan Zainul Ikhwan selaku KPID Riau sehingga menarik minat mahasiswa pecinta film documentary,seni dan teater dari beberapa kampus yang memiliki jurusan ilmu komunikasi di Riau untuk menyaksikannya selain itu film ini juga pernah mendapat beberapa nominasi film documentary terbaik.
Untuk menghasilkan film dokumenter yang baik, bisa dimulai dengan memperhatikan tema dan judul yang ada disekitar, tidak mesti besar tapi dari hal kecil yang diketahui dan kuasai
Begitulah
yang disampaikan salah seorang creator film dokumenter berbakat
Indonesia,George Arif, saat menjadi pembicara dalam “Screening Film
Documentary, Persona” di Aula Rektorat Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Rabu (27/3/2013).
Menurut
Arif, terdapat perbedaan yang jelas antara pembuatan film dokumenter
dan film fiksi. “Film fiksi banyak menggunakan teknik serta lighting
yang perfect, namun jika dokumenter ini adalah rekaan sesuai dengan
kehidupan nyata,” katanya.
Kehadiran
Arif sendiri dalam rangka tur memperkenalkan film dokumenter miliknya,
Persona. Sebuah film yang menceritakan tentang kecintaan terhadap budaya
seni,teater dan fashion di Indonesia serta bagaimana orang-orang
menjalani ketekunan dan kecintaan terhadap profesinya.
“Dimana hal ini sudah menjadi hal yang jarang ditemui, karena saat ini
banyak orang yang menginginkan sesuatu yang instan tanpa perlu
memperhatikan detail-detail profesionalitas dan ketekunan dalam
profesinya,” kata Arif.
Arif
selaku sutradara mengaku untuk menghasilkan film Persona yang menjadi
nominasi film dokumenter terbaik Piala Maya 2012 ini, membutuhkan waktu
selama enam tahun dengan melibatkan sekitar 20 kru, serta menggunakan
banyak kamera mengikuti perkembangan teknologi. “Meskipun tidak full
enam tahun difokuskan untuk film ini, karena saya juga menyelingi dengan
project lain.”
Dikesempatan,
Arif pun berpesan agar jangan takut menjadi creator film dokumenter.
“Dengan berkarya seperti ini tetap bisa menghidupi saya beberapa tahun
ini,” katanya.
Kegiatan
yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) UIN
Suska Riau mendapat sambutan positif. Peserta, Yuni, mengaku senang
dengan diadakan acara ini. “Semoga kedepannya Himakom tetap memberikan
penayangan seputar perfilman guna menambah pengetahuaan,” kata mahasiswa
Ilmu Komunikasi semester II, UIN Suska Riau ini.
Sementara,
Panitia, Ifnita, mengatakan kegiatan yang dilakukan merupakan salah
satu program Himakom UIN Suska Riau yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan mengenai dunia perfilman.”Apalagi sebagai mahasiswa
komunikasi harus menghasilkan karya-karya yang luar biasa, maka
diberikanlah penayangan film dokumenter seperti ini,” katanya.
Dikesempatan
turut pula hadir sebagai pemateri, Ketua Penyiaran Indonesia Daerah
(KPID) Riau, Zainul Ikhwan dan Budayawan Riau, Fakhrunnas MA Jabbar
dalam kegiatan yang didukung oleh RBT 90 FM, Gramedia, Perhumas Muda
Riau, dan COFA.(Yufatimah)
0 komentar :
Posting Komentar